A. Pengertian , tipe dan
karakteristik kelompok
Kelompok
didefinisikan sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, yang bergabung untuk
mencapai tujuan tertentu. Kelompok dapat bersifat formal maupun informal.
à
Kelompok Formal adalah
kelompok yang ditetapkan berdasarkan struktur organisasi, dengan penugasan
kerja yang sudah ditentukan.Dalam kelompok formal perilaku-perilaku yang harus
ditunjukkan dalam kelompok ini ditentukan oleh dan diarahkan ke sasaran
organisasi. Mis, Enam anggota awak pesawat .
à
Kelompok Informal adalah
persekutuan yang tidak terstruktur secara formal dan tidak ditetapkan secara
organisasi. Kelompok ini terbentuk secara alamiah dalam suasana kerja yang
muncul sebagai tanggapan terhadap kebutuhan akan kontak sosial. Misal; tiga
karyawan dari departemen berbeda yang secara teratur makan siang bersama .
à
Kelompok Komando
ditentukan oleh bagan organisasi. Kelompok itu terdiri dari individu-individu
yang melapor langsung ke manager tertentu.
à
Kelompok Tugas juga
ditetapkan oleh organisasi, menunjukkan mereka yang bekerja bersama-sama untuk
menyelesaikan pekerjaan. Tetapi batasan kelompok kerja tidak terbatas pada
atasan hierarkis langsungnya. Kelompok ini dapat memiliki hubungan lintas
komando. Misal; jika seorang mahasiswa dituduh melakukan kejahatan kampus,
mungkin diperlukan komunikasi dan koordinasi diantara pembantu dekan urusan
akademis, pembantu dekan urusan mahasiswa, kepala administrasi mahasiswa,
kepala keamanan dan penasihat mahasiswa itu.
à
Kelompok Kepentingan orang-orang yang bekerja bersama untuk
mencapai tujuan khusus dan yang menjadi perhatian masing-masing orang.Misal;
Para karyawan yang bergabung untuk menuntut perubahan jadwal liburan, mendukung
rekan sekerja yang telah dipecat, atau mengusahakan kenaikan tunjangan,
menunjukkan pembentukan badan kesatuan yang meneruskan lebih lanjut kepentingan
bersama mereka.
à
Kelompok Persahabatan,
Kelompok yang terbentuk karena masing-masing anggota mempunyai satu atau lebih
karakteristik yang sama.
B. Tahap-Tahap Perkembangan Kelompok
Kelompok-kelompok ini mengikuti urutan baku dalam evolusi dibagi dalam lima tahap model kelompok yaitu :
1. Tahap Pembentukan
(forming), dicirikan oleh banyak sekali ketidakpastian mengenai maksud,
struktur, dan kepemimpinan kelompok. Para anggota melakukan uji coba untuk
menentukan tipe-tipe perilaku apakah yang dapat diterima baik. Tahap ini
selesai ketika para anggota telah mulai berpikir tentang diri mereka sendiri
sebagai bagian dari kelompok.
2.
Tahap Keributan ( Storming), adalah tahap konflik
di dalam kelompok (intragrup). Para anggota menerima baik eksistensi kelompok, tetapi melawan batasan-batasan yang
diterapkan oleh kelompok terhadap individualitas. Lalu ada tahap konflik
mengenai siapa yang akan mengendalikan kelompok. Bila tahap ini terlewati maka
ada hierarki yang relatif jelas mengenai kepemimpinan di dalam kelompok itu.
3. Tahap Penormaan (Norming), adalah berkembang
hubungan yang krab dan kelompok menunjukkan sifat kohesif (saling-tarik). Saat
itu sudah ada rasa memiliki identitas kelompok dan persahabatan (camaraderie) yang kuat. Tahap penormaan ini
selesai bila struktur kelompok telah kokoh dan kelompok itu telah menyesuaikan
serangkaian harapan bersama atas apa yang disebut sebagai perilaku anggota yang
benar.
4. Tahap Pelaksanaan (performing), pada titik ini struktur telah
sepenuhnya berfungsi dan diterima baik.
Energi kelompok telah bergeser dari mencoba mengerti dan memahami satu
sama lain menjadi pelaksanaan tugas yang
ada di depan mata. Untuk kelompok kerja yang permanen, pelaksanaan adalah tahap
terakhir dalam perkembangannya. Tetapi bagi komite, tim, satuan tugas temporer,
maupun kelompok serupa yang mempunyai pelaksanaan tugas terbatas, ada tahap
peristirahatan.
5.
Tahap Peristirahatan
(adjourning), kelompok menjadi lebih efektif ketika kelompk itu maju melewati
empat tahap yang pertama. Meski mungkin asumsi-asumsi itu pada umumnya benar,
apa yang membuat kelompok itu efektif adalah lebih rumit daripada yang
dikemukakan oleh model ini. Tahap terakhir dalam pengebangan kelompok pada
kelompok sementara dicirikanoleh perhatian ke penyelesaian aktivitas bukannya
ke kinerja tugas.
C. Struktur Kelompok
Kelompok kerja bukanlah gerombolan yang tidak
terorganisasi. Mereka mempunyai struktur yang membentuk perilaku anggotanya dan
memungkinkan untuk menjelakan dan meramalkan sebagian besar perilaku individu
di dalam kelompok maupun kinerja kelompok itu sendiri. Apa sajakah
yang termasuk ke dalam variabel
struktur ini? Adalah kepemimpinan
Formal, peran, norma, status kelompok, ukuran kelompok. Komposisi kelompok dan
tingkat kohesivitas kelompok.
à Kepemimpinan Formal, umumnya mempunyai jabatan seperti
manajer lini, ataupun ketua komite,
à Peran, Seperangkat pola perilaku yang diharapkan
dari seseorang yang menduduki posisi
tertentu dalam unit sosial tertentu.
à Identitas Peran, Sikap dan perilaku aktual tertentu yang
konsisten dengan peran tertentu.
à Persepsi Peran, Pandangan individu mengenai bagaimana dia
harus bertindak dalam situasi tertentu.
à Pengharapan Peran, didefinisikan seagai bagaimana orang
lain meyakini apa seharusnya tindakan Anda dalam situasi tertentu. Bagaimana
Anda berperilaku sebagian besar ditentukan oleh peran yang didefinisikan dalam
konteks tindakan Anda.
à Kontrak Psikologis, kespakatan tidak tertulis antara para
karyawan dan majikan mereka.
à Konflik Peran, Keadaan di mana individu dihadapkan pada
pengharapan peran yang berlainan.
à Norma, Standar perilaku yang dapat diterima yang
digunakan bersama oleh para anggota kelompok.
à Kelompok Referensi, kelompok penting di mana individu
menjadi anggota dan berharap menjadi anggota anggota dan ke norma kelompok
individu akan menyesuaikan diri.
à Konformitas (Kesesuaian), Penyesuaian perilaku seseorang
agar sesuai dengan norma kelompok.
à Status, Posisi atau peringkat yang ditentukan secara
sosial yang diberikan ke kelompok atau
anggota kelompok lain.
à Status dan Norma, telah ditunjukkan bahwa status
mempunyai beberapa pengaruh yang menarik terhadap kekuatan norma dan tekanan
untuk penyesuaian.
à Ukuran Apakah ukuran kelompok mempengaruhi perilaku keseluruhan kelompok itu? Jawaban atas pertanyaan itu adalah ”Ya” definitif, tetapi efeknya bergantung pada variabel dan bergantung mana yang Anda perhatikan.
à Demografi Kelompok, derajat di mana anggota kelompok
berbagi atribut demografi bersama, seperti misalnya usia, jenis kelamin, ras
tingkat pendidikan atau lama pengabdian dan dampak atribut itu pada keluar
masuknya karyawan.
à Kohor (Cohorts), Individu-individu yang mempunyai atribut
sama.
à Kepaduan (Cohesiveness), Sampai tingkat mana para anggota
tertarik satu sama lain dan termotivasi untuk tetap di dalam kelompok.
D. Tim versus Kelompok : Apa bedanya?
Kelompok tidak sama dengan Tim, maka disini kami perjelas definisi perbedaan antara kelompok dan Tim Kerja.
à Kelompok Kerja adalah kelompok yang berinteraksi terutama
untuk berbagi informasi dan mengambil keputusan agar bisa membantu tiap anggota
berkinerja dalam bidang sesuai tanggung jawab masing-masing.
à Kelompok kerja tidak mempunyai kesempatan untuk terlibat
dalam kerja kolektif yang menuntut upaya gabungan. Jadi kinerja mereka hanya
sekedar jumlah kinerja yang disumbangkan oleh masing-masing individu anggota
kelompok. Tidak ada sinergi positif yang akan menciptakan tingkat kinerja yang
lebih besar daripada jumlah input.
à Tim Kerja, Kelompok dimana individu menghasilkan tingkat
kinerja yang lebih besar daripada jumlah masukan individu tersebut.
à Tim Kerja, membangkitkan sinergi positif lewat upaya terkoordinasi. Upaya-upaya individual mereka menghasilkan tingkat kinerja yang lebih besar daripada jumlah input masing-masing individu.
Definisi ini membantu memperjelas mengapa akhir-akhir ini banyak organisasi merestrukturisasi proses kerja ke dalam tim. Manajemen sedang mencari sinergi positif yang memungkinkan organisasi mereka meningkatkan kinerja. Pemanfaatan tim secara ekstensif akan menciptakan potensi dalam organisasi untuk meningkatkan output yang lebih besar atanpa peningkatan input.
E. Tipe – tipe Tim
Tim dapat melakukan berbagai hal. Bisa
menghasilkan produk, memberikan jasa, merundingkan transaksi, mengkoordinasi
proyek, menawarkan nasihat, dan mengambil keputusan. Dalam bagian ini kami akan
menguraikan empat bentuk tim yang paling lazim yang kemungkinan bear akan Anda
jumpai dalam organisasi:
Tim pemecahan masalah, tim kerja swa-kelola, tim
lintas-fungsional, dan tim virtual.
à Tim Pemecah Masalah, kelompok 5 sampai 12 karyawan
jam-jaman dari satu departemen yang bertemu selama beberapa jam tiap pekan
untuk membahawa perbaikan kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja.
à Tim Kerja Swa-Kelola, kelompok 10 sampai 15 orang yang
memilkul tanggung jawab mantan penyelia mereka.
à Tim Lintas Fungsional,Tenaga kerja dari tingkat hierarki
yang sama, tetapi dari tempat pekerjaan yang berbeda.
à Tim Virtual, Tim yang menggunakan teknologi komputer
untuk mengikat para anggota yang secara fisik terpencar untuk mencapai sasaran
bersama.
F. Membentuk Tim yang
efektif
Komponen-komponen penting yang menciptakan tim
yang efektif dapat digolongkan ke dalam empat kategori umum yaitu:
- Rancangan pekerjaan,
- Komposisi Tim,
- Sumber dan pengaruh kontekstuallain yang
membuat tim menjadi efektif.
- Variabel proses yang mencerminkan sesuatu
yang terjadi dalam tim yang mempengaruhi efektivitas.Umumnya konsep ini
mencakup ukuran subjektif atas produktivitas tim, penilaian manajer atas
kinerja tim dan ukuran keseluruhan atas kepuasan anggota.
à Rancangan Pekerjaan meliputi variabel-variabel seperti
kebebasan dan otonomi, peluang untuk menggunakan keterampilan dan bakat yang
berbeda kemampuan untuk menyelesaikan semua tugas atau produk yang dapat diindentifikasi,
dan mengerjakan tugas atau proyek yang mempunyai dampak besar pada yang lain.
à Komposisi, mencakup variabel-variabel yang berhubungan
dengan cara pengisian staf ke dalam tim.
à Kemampuan Anggota, agar dapat bekerja secara efektif dituntut tiga tipe keterampilan pertama, tim memerlukan orang-orang dengan keahlian teknis, kedua, tim memerlukan orang dengan keterampilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan agar mampu mengidentifikasi masalah, menghasilkan alternatif, mengevaluasi alternatif, dan membuat pilihan yang kompeten. Ketiga, tim memerlukan orang dengan keterampilan mendengarkan, umpan balik, penyelesaian konflik yang baik, dan keterampilan antarpribadi lainnya.
Mengelola keanekaragaman pada tim merupakan tindakan menyeombangkan . Lazimnya keanekaragaman memberikan perspektif segar mengenai berbagai isu tetapi keragaman itu membuat lebih sukar untuk mempersatukan tim dan mencapai kesepakan. Kepribadian memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku pegawai individu. Perilaku ini juga dapat diperluas di perilaku Tim.
DAFTAR PUSTAKA
James
L.Gibson, John M Ivancevich, James H Donnelly, Jr 2000, Organizations,
Behavior, Structure and Process, Burr Ridge H Irwin, Bab 8 & 9
Greenberg
J & Baron R.A 2004 Behavior in Organizations Understanding and Managing the
Human side of Work 9th edition Upper Saddle River, NJ Prentice Hall, Bab 8
Robbins,
Stephen P (2008) Organizational Behavior
Concept and Application 12th edition, Prantice Hall USA, Bab 5
Info selengkapnya disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar