Pengertian Perilaku Individu
Untuk dapat memahami
perilaku individu dengan baik, terlebih dahulu kita harus memahami
karakteristik yang melekat pada individu. Adapun karakteristik yang dimaksud
adalah ciri-ciri : biografis, kepribadian, persepsi dan sikap (Nimran, 1996).
Ciri-ciri biografis
a. Umur
Dalam banyak kasus,
secara empiris terbukti bahwa umur menentukan perilaku seorang individu. Umur
juga menentukan kemampuanseorang untuk bekerja, termasuk bagaimana dia merespons
stimulus yang dilancarkan individu.
b. Jenis Kelamin
Pada hakekatnya Tuhan
menciptakan laki-laki dan perempuanberbeda Tuhan juga memberikan peran, tugas,
dan tanggung jawab yang berbeda antara laki-laki dan perempuan di lingkungan
keluarga. Secara fisik laki-laki dan perempuan juga berbeda. Karena kodratnya
karyawan wanita lebih sering tidak masuk kerja dibanding laki-laki. Misalnya,
karena hamil, melahirkan. Walaupun demikian karyawan wanita memiliki sejumlah
kelebihan dibanding karyawan laki-laki, karyawan wanita lebih rajin, disiplin,
teliti dan sabar.
c. Status Perkawinan
Karyawan yang sudah
menikah dan belum menikah akan berbeda dalam memaknai suatu pekerjaan, dalam
tingkat kepuasan kerja. Karyawan yang sudah menikah menilai pekerjaan lebih
penting karena merasa mempunyai tanggung jawab keluarga.
d. Jumlah Tanggungan
Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa semakin banyak jumlah tanggungan dalam keluarga seorang karyawan, maka tingkat absensi akan semakin tinggi. Apabila tidak hadir ditempat pekerjaan mereka mempunyai alasan karena keluarga sehingga ikut menentukan tingkat produktivitas seorang karyawan.
e. Masa Kerja
Belum ada bukti yang
menunjukkan bahwa semakin lama seseorang bekerja maka tingkat produktivitasnya
akan meningkat.
à
Kepribadian
Robbin (1986) mengemukakan : “Personality is the dynamic organization
within the individual of those psychophysical systems that determine his unique
edjustment to his environment.”
Nimran (1996) memaknainya, “Kepribadian
sebagai pengorganisasian yang dinamis dari system psikofisik dalam diri
individu yang menentukan penyesuaian diri dengan lingkungannya.”
Robbins (1993) mengartikan kepribadian sebagai cara dengan
mana seseorang bereaksi dan berinteraksi
dengan orang lain.
Faktor apakah yang
menentukan kepribadian seseorang? Dalam beberapa buku faktor yang menentukan kepribadian adalah
keturunan, lingkungan dan ditambah berbagai faktor situasional. Adapun
karakteristik kepribadian yang populer diantaranya adalah agresif, malu,
pasrah, malas, ambisius, setia, jujur. Adalah faktor yang penting dalam
membentuk kepribadian seseorang.
Beberap teori tentang
kepribadian yang layak untuk dipahami :
a.
Teori Psikoanalisis
Sigmund Freud, pencentus teori ini , mengemukakan bahwa kepribadian memiliki tiga komponen yaitu : id, ego dan superego. Id adalah komponen dasar dan berkembang ketika masih kanak-kanak, bahkan bisa sampai tua sekalipun. Orang yang memperturutkan elemen kepribadian ini (id) akan terus mengumbar hawa nafsunya. Tidak memperdulikan halal, haram, etis/tidak etis, baik/buruk, atas setiap tindakan. Id merupaka elemen kepribadian yang berkenan dengan kata hati, hasrat, dan keinginan untuk mengejar kesenangan dan kepuasan
Superego merupakan elemen
kepribadian yang tumbuh dan berkembang naik turun selama manusia hidup.
Superego merupakan gudang dari nilai norma dan etika yang dianut seseorang.
Jika dia memiliki tingkat superego yangbaik maka orang tersebut akan memiliki
tingkat kecerdasan spiritual yang tinggi.
Ego merupakan elemen
kepribadian yang bersifat sebagai penengah dari dua elemen sebelumnya, yaitu Id
dan Superego. Manusia selalu mempunyai dua keinginan yang saling bertentangan
antara keinginan untuk mengejar kesenangan dan satu sisi untuk tidak melakukan
pelanggaran. Dengan adanya Ego maka
manusia memiliki kemampuan untuk membuat keseimbangan dalam hidupnya. Dengan
adanya keseimbangan maka akan merasakan ketenangan, kedamaian dan kebahagiaan
dalam hidupnya.
b.
Teori Pemenuhan
Teori ini didasari bahwa manusia memiliki satu dasar kekuatan yang secara
terus menerus mendorongnya kearah pemenuhan akan aktualisasi diri. Dan
merupakan suatu kebutuhan manusia yang bertingkat dari yang paling rendah
sampai yang paling tinggi yaitu : Kebutuhan Fisiologis, akan rasa aman, sosial
harga diri dan kebutuhan akan aktualisasi diri.
c. Teori
Konsistensi
Teori ini mempersepsikan
setiap stimulus yang datang dari lingkungan dan kemudian mengembangkan sikap
dan perilaku sesuai dengan tuntutan lingkungannya. Salah satu teori konsisten
yang terkenal adalah teori disonansi dan kognitif. Kognisi berkaitan dengan
pikiran, harapan, persepsi, sikap dan pendapat. Menurut teori ini manusia
memiliki keinginan untuk mempertahankan konsistensi sikap, pengalaman dan
perilakunya.Jika terjadi ketidaksesuaian maka manusia akan berusaha untuk
mengubah pola pikir, sikap dan perilakunya agar sesuai dengan tuntutan
lingkungannya.
à Atribut Kepribadian
a. Daerah pengendalian (locus of control)
Daerah pengendalian
berkenaan dengan sejauh mana seseorang merasa yakin bahwa tindakannya akan
mempengaruhi imbalan yang akan diterimanya.
Ada dua pengendalian
kepribadian yaitu Internal dan
Eksternal. Internal adalah kepribadian dimana seseorang percaya bahwa dialah
yangmengendalikan apa yang terjadi pada dirinya. Sedangkan Eksternal adalah
keyakinan seseorang bahwa apa yang terjadi pada dirinya ditentukan oleh
lingkungan, misal nasib dan keberuntungan. Jadi jika sukses dia menganggap bahwa
kesuksesan itu disebabkan oleh keberuntungan dan nasib semata, sementara yang
lain menganggap bahwa keberhasilan yang diraihnya itu dikarenakan oleh usaha
keras untuk meraihnya.
b. Paham otoritarian
Paham ini berkeyakinan
bahwa ada perbedaan status dan kekuasaan pada orang-orang yang ada dalam
organisasi. Sifat kepribadian otoritarian yang tinggi memiliki intelektual yang
kaku, membedakan orang atau kedudukandalam organisasi, mengeksploitasikan orang
yang memiliki status dibawahnya suka curiga dan menolak perubahan.
c. Orientasi prestasi
Orientasi juga merupakan karakteristik kepribadian yang dapat digunakan untuk meramal perilaku orang. Mc Clelland tentang kebutuhan untuk berprestasi, menyebutkan bahwa ada tiga karakteristik sifat kepribadian seseorang yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi tinggi, yaitu :
1) Mereka secara pribadi
ingin bertanggung jawab atas keberhasilandalam menyelesaikantugas yang
diberikan padanya.
2) Mereka lebih senang
dengan suatu tingkatan risiko. Risiko merupakan tantangan yang mengasyikkan. Jika
berhasil melewatinya maka ia akan merasa puas.
Introversi dan Ekstroversi
Introversi adalah Sifat kepribadian seseorang yang cenderung menghabiskan waktu dengan dunianya sendiri dan menghasilkan kepuasan atas pikiran dan perasaannya.
Ekstroversi merupakan sifat kepribadian yang cenderung mengarahkan perhatian kepada orang lain, kejadian di lingkungan dan menghasilkan kepuasan dari stimulus lingkungan.
Persepsi
Robbins (1986) menyebutkan ”A process by which individuals organize and interpretation their sensory impressions in order to give meaning to their environment”. Nimran (1996) mengartikannya sebagai suatuproses dengan mana individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesannya untuk memberi arti tertentu pada lingkungannya.
Ada beberapa faktor yang
memengaruhi persepsi, diantaranya:
a. Ukuran, dimana semakin besar atau semakin kecil ukuran suatu
objek fisik maka akan semakin dipersepsikan.
b. Intensitas, dimana semakin tinggi tingkat intensitas suatu stimulus maka semakin besar kemungkinannya untuk
dipersepsikan.
c. Frekuensi, di mana semakin sering frekuensi suatu stimulus maka
akan semakin dipersepsikan orang. Misalnya perusahaan yang dengan gencar
mengiklankan produknya di berbagai media.
d. Kontras, di mana stimulus yang kontras/mencolok dengan
lingkungannya akan semakin dipersepsi orang.
e. Gerakan, di mana stimulus dengan gerakan yang lebih banyak akan
semakin dipersepsikan orang dibanding stimulus yang gerakannya kurang.
f. Perubahan, di mana stimulus yang berubah-ubah akan menarik untuk
diperhatikan dibanding stimulus yang tetap.
g. Baru, dimana suatu stimulus baru akan lebih menarik perhatian
orang dibanding stimulus lama.
h. Unik, dimana semakin unik suatu objek atau kejadian maka akan
semakin menarik orang lain untuk memperhatikannya.
Memahami persepsi individu ataupun kelompok merupakan sesuatu hal yang penting sebab dalam kehidupan sehari-hari, baik di organisasi maupun di masyarakat umum, perilaku individu/kelompok dituntun atau didasari oleh bagaimana dia mempersepsikan semua stimulus yang datang dari lingkungan, yang kadang-kadang persepsi seseorang/kelompok tersebut seringkali sama sekali tidak menunjukkan siruasi dan kondisi yang sebenarnya
Ada beberapa faktor yang
menyebabkan distorsi dalam persepsi adalah:
a. Pemberi kesan (perceiver)
b. Sasaran
c. Situasi
d. Stereotyping
e. Halo effect
f. Profection
g. Attitude
h. Belajar
Kinerja Individu
Perilaku individu dapat dipengaruhi oleh effort (usaha), ability (kemampuan) dan situasi lingkungan.
1. Effort : Usaha individu
diwujudkan dalam bentukl motivasi. Motivasi ada 2 macam :
a. Motivasi dari dalam
b. Motivasi dari luar.
2. Ability : diwujudkan dalam bentuk kompetensi, Individu yang kompeten memiliki pengetahun dan keahlian.
3. Situasi lingkungan :
memiliki dampak positif atau sebaliknya negatif. Situasi lingkungan yang
kondusif, misalnya dukungan dari atasan, teman kerja, sarana dan prasarana yang memadai.
Langkah Modifikasi Perilaku
Perilaku individu dapat dimodifikasi ke arah yang lebih baik sehingga mengarah pada pencapaian tujuan yang efektif dan efisien. Adapun lanhkah modifikasi yang bisa dikembangkan adalah sebagai berikut:
Tahap tersebut bisa
menjadi siklus tindakan/perilaku individu. Jika
tahap ketiga (konsekuensi) telah dilakukan maka tindakan tersebut bisa
menjadi pemicu tahapan perilaku untuk siklus yang kedua.
Kesimpulan :
Di dalam mengelola organisasi seorang pemimpin atau manager harus memahami
perilaku kelompok sebagai landasan untuk mengelola orang-orang yang ada di
dalamnya. Masalah perilaku individu maupun kelompok merupakan
salah satu masalah yang amat pelik yang selalu dihadapi oleh semua manajer
berbagai
organisasi, yang oleh karena
itu perlu sekali dipelajari dan dipahami
agar tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Stephen P Robbins Mary Coulter, Manajemen
Edisi kesepuluh jilid 2 Bab 13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar