Masalah dan Kesempatan
• Keputusan dimulai dari
suatu masalah atau kesempatan.
• Masalah timbul apabila
adanya kesenjangan antara keinginan yang ditetapkan (yang diinginkan manajer)
dengan keadaan yang sesungguhnya (yang dihadapi manajer).
• Kesempatan merupakan
kondisi yang memberikan kemungkinan bagi organisasi memanfaatkan kesempatan
agar hasil yang diperoleh melebihi tujuan atau sasaran yang ditetapkan.
• Proses pencarian masalah
dimulai dari beberapa situasi:
1. Penyimpangan dari
pengalaman masa lalu: jika penjualan tahun ini lebih rendah dari penjualan masa
lalu, maka ada masalah dalam penjualan produk.
2. Penyimpangan dari
rencana: apabila hasil yang dipreoleh lebih rendah dari yang direncanakan, maka
ada masalah.
3. Orang lain: konsumen
biasanya menjadi sumber informasi masalah yang cukup berharga.
4. Lingkungan: jika pesaing
sukses meluncurkan produk baru yang menjadi pesaing produk organisasi, maka
timbul masalah
Proses pencarian kesempatan:
1. Brainstorming:
semua alternatif pemecahan masalah dikemukakan, kemudian secara bertahap
alternatif-alternatif dipersempit menjadi lebih realistis.
2. Dialectical
inquiry: dengan membuat asumsi tertentu, dengan asumsi tersebut alternatif
pemecahan masalah dikemukakan. Analisis dilanjutkan dengan membantah asumsi
awal tidak dapat berlaku, kemudian alternatif pemecahan masalah dengan asumsi
yang tidak benar dicari.
Pengambilan Keputusan
Definisi:
Proses memilih pemecahan masalah dari beberapa
alternatif yang tersedia. Alternatif yang paling baik merupakan alternatif yang
memberikan kontribusi paling besar untuk pencapaian tujuan organisasi.
Tipe Keputusan:
a.
Keputusan yang terprogram (programmed decision)
Adalah
keputusan yang terstruktur atau yang muncul berulang-ulang atau keduanya.
Karena muncul berulang-ulang, organisasi biasanya mempunyai aturan, kebijakan,
dan prosedur yang dipakai untuk memberi arahan bagaimana keputusan tersebut
dibuat.
b.
Keputusan yang tidak terprogram (non-programmed decisions)
Adalah
keputusan yang tidak terstruktur atau jarang muncul atau keduanya. Karena tidak
terstruktur dan jarang muncul, maka tidak ada pedoman yang cukup terinci untuk
menangani masalah tersebut. Situasi semacam itu merupakan situasi luar biasa
dan karena itu diperlakukan secara khusus.
Kepastian,
Resiko, dan Ketidakpastian
• Kepastian: situasi yang memungkinkan
manajer mampu membuat keputusan yang tepat karena seluruh hasil alternatif
sudah diketahui.
• Resiko: kondisi-kondisi
yang membuat pengambil keputusan mampu memperkirakan kemungkinan hasil tertentu
dari keputusan tersebut.
• Ketidakpastian: situasi
dimana pengambil keputusan tak memiliki perkiraan probabilitas yang pasti atau
masuk akal.
• Jika informasi yang
diperoleh manajemen cukup akuran dan dapat dipercaya (reliable) dan konsekuensi
keputusan dapat diperkirakan dengan jelas, maka manajer menghadapi kondisi
kepastian. Konsep probabilitas sering digunakan untuk menjelaskan konsep
risiko.
• Proses Pengambilan
Keputusan:
adalah rangkaian delapan langkah yang mencakup
identifikasi masalah, memilih alternatif hingga mengevaluasi efektivitas
keputusan.
Pendekatan Rasional Dalam
Pengambilan Keputusan
· Identifikasi Masalah
· Identifikasi kriteria keputusan
· Alokasi bobot ke kriteria
· Penyusunan alternatif
· Analisis Alternatif
· Pemilihan alternatif
· Implementasi alternatif
· Evaluasi Efektivitas keputusan
- Identifikasi Masalah
Mengidentifikasi kesenjangan antara keadaan nyata dengan keadaan yang dikehendaki.
- Identifikasi Krtiteria Keputusan
Kriteria
yang mendefinisikan apa yang relevan dalam keputusan.
- Alokasi Bobot ke
Kriteria
Karena tidak semua kriteria sama penting, maka
manajer harus memberi bobot. Bobot 10 artinya kriteria tersebut merupakan
kriteria terpenting.
- Penyusunan
Alternatif
Membuat
daftar sejumlah alternatif yang dapat menyelesaikan masalah.
- Menganalisis
Alternatif
Kekuatan dan kelemahan masing-masing alternatif
dievaluasi dengan cara membandingkan dengan kriteria pada langkah 2 dan 3.
- Memilih sebuah
Alternatif
Alternatif yang terbaik yang menghasilkan angka
tertinggi dalam langkah ke-5 harus dipilih
- Mengimplementasikan Alternatif Terpilih
Penyampaian keputusan kepada orang-orang yang
terpengaruh dan mendapatkan komitmen mereka atas keputusan itu.
- Mengevaluasi Efektivitas Keputusan
Menilai apakah hasil keputusan dapat
menyelesaikan masalah atau tidak.
1. Model Administratif
Herbert Simon mencpba menjelaskan pengambilan
keputusan dari sisi perilaku
(behavior) pengambilan keputusan.
Menurutnya manajer dalam
mengambil keputusan menghadapi tiga hal:
1. informasi tidak sempurna dan tidak lengkap
2.rasionalitas yaang terbatas (bounded
rationality), dan
3. cepat puas (satisfice).
2.
Heuristic
Penelitian oleh Amos Tversky dan Daniel Kahneman mengembangkan ide dari Herbert Simon mengenai rasionalitas yang terbatas. Mereka berpendapat orang cenderung menggunakan model heuristic atau rule of thumb untuk menyederhanakan pengambilan keputusan.
Ada tiga macam bentuk
heuristic:
a. Ketersediaan (availability):
kejadian-kejadian yang dialami oleh manusia akan disimpan di memori otak manusia.
Kejadian-kejadian tersebut seringkali dijadikan referensi untuk pengambilan
keputusan. Memori kejadian akan tergantung pada lamanya waktu kejadian dan
kuatnya kejadian.
b. Perwakilan atau (stereotype): contoh, manusian sering menganggap bahwa ras tertentu lebih rajin atau lebih pandai, meskipun sebenarnya akan tergantung pada orangnya.
c. Penyesuaian dan Anchoring: manusia
biasanya menilai sesuatu dengan membandingkan apa yang ada dalam otaknya.
Contoh, untuk menilai tinggi-rendahnya penjualan, manajer akan langsung
membandingkan dengan angka tertentu seperti penjualan masa lalu.
3. Intuisi
Proses pengambilan keputusan bawah sadar
berdasarkan pengalaman dan pertimbangan yang sudah terkumpul.
Intuisi manajer tentunya sudah terbentuk
berdasarkan pengalaman yang lama dalam pengambilan keputusan. Penggunaan
intuisi mempunyai risiko besar, terutama bagi manajer yang belum punya banyak
pengalaman dalam bidangnya.
Alternatif Pendekatan Rasional
Pengaruh Politik dan Etika
Politik dalam hal ini merupakan pengertian yang
lebih luas. Contoh, perusahaan pemerintah yang mendapat tekanan yang kuat dari
birokrasi pemerintah.
Etika dapat mempengaruhi keputusan manajer.
Contoh, jika keputusan rasional adalah memberhentikan sejumlah karyawan,
bagaimana dengan nasib karyawan yang sudah bekerja lama untuk perusahaan?
diperlukan kompromi.
Meningkatkan Efektivitas Pengambilan Keputusan
Efektifitas suatu keputusan ditentukan dua hal:
1. Kualitas
keputusan, dan
2. Pelaksanaan keputusan tersebut atau siapa
yang melaksanakan keputusan tersebut.
Tingkat
Individual
Faktor-faktor yang menghalangi pengambilan keputusan
efektif menurut Irving L. Janis an Leon Mann:
1. Relaxed avoidence: manajer cenderung tidak
bersedia bertindak, setelah tahu konsesuensi tidak bertindak tidak terlalu
besar
2. Relaxed change: manajer baru bertindak
setelah memahami bahwa konsekuensi tidak bertindak cukup serius. Manajer
cenderung memilih alternatif yang pertama kali ditemukan, tidak mau mencari
alternatif yang optimal
3. Defensive avoidance: berdasarkan pengalaman masa lalu manajer
tidak dapat menemukan pemecahan yang baik, manajer memutuskan untuk membiarkan
orang lain mengerjakan keputusan dan menanggung konsekuensi dari keputusan
tersebut.
4. Panik: karena stress yang cukup besar dan
karena keterbatasan waktu, manajer tidak lagi menjadi rasional.
Dalam keempat situasi tersebut, manajer akan cenderung
memilih motode penyesuaian bertahap (incremental adjusment), yang menghasilkan
perubahan kecil dari kebijakan yang sudah ada.
Cara untuk menghindari halangan-halangan tersebut:
1. Menetapkan prioritas: memungkinkan manajer
menentukan mana yang lebih penting dan mengalokasikan waktu dan tenaga sesuai
dengan urutan prioritas.
2. Mencari informasi yang relevan: digunakan
untuk menganalisis problem yang ada, untuk menghasilkan alternatif keputusan
yang kreatif, mempertimbangkan konsekuensi-konsekuensi dari setiap alternatif,
kejadian-kejadian di masa mendatang yang mungkin akan mempengaruhi keputusan
tersebut.
3. Hati-hati terhadap pendekatan heuristic dan
bias-bias yang ada: diharapkan keputusan manajer menjadi lebih efektif.
Tingkat
Kelompok
Manajer harus memperhatikan keuntungan dan kerugian
kelompok tersebut. Penyesuaian-penyesuaian dapat dilakukan untuk menekan
kerugian dari pengambilan keputusan secara kelompok.
Beberapa
contoh kelompok:
- Interacting group (kelompok interaksi): adalah mengumpulkan
beberapa orang dengan latar belakang yagn berbeda dalam satu kelompok. Kemudian
kelompok tersebut ditugasi untuk memcahkan problem tertentu
- Delphi group: dikembangkan oleh Rand Corp, di Amerika Serikat.
Metode ini menggunakan konsensus dari para ahli (pakar) yang memberikan
kontribusi secara individual.
- Nominal group (kelompok nominal): dalam kelompok nominal nama
tidak disamarkan. Kelompok nominal membatasi interaksi antar anggota kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Mamduh M. Hanafi,
Dr. MBA., “Manajemen” Edisi Revisi, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2003, Bab
8.
Stephen P. Robbins
and Mary Coulter, “Management” Edisi Keenam, Prentice Hall. Ins., 2004.
Bab 6.
Chuck Williams, “Management”,
Edisi Kedua,Thomson Learning, 2003. Bab 5.
Sri Wiludjeng SP.,
“Pengantar Manajemen”, Edisi Pertaman, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2007. Bab
7.
Erni &
Kurniawan., “Pengantar Manajemen”, Edisi Pertama, Kencana, 2006, Bab 6.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar